Senin, 25 Mei 2009

TAHAJJUD SESUAI TUNTUNAN RASUL SHOLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM

Assalamu'alaikum wa rohmatullohi Ta'ala wa barokatuhu

Sholat Tahajud

Allah berfirman dalam QS. Al-Furqon: 63-64 : "Dan hamba-hamba Allah yang Maha penyayang (ialah) mereka yang berjalan di permukaan bumi ini dengan merendah diri, dan apabila orang-orang jahil mengajak mereka berbicara (dengan perkataan yang tidak sopan), mereka menjawab dengan perkataan yang sopan. Dan mereka itu apabila pada waktu malam hari bersujud dan berdiri (shalat) karena (ikhlas) kepada Tuhan mereka."

Al-Mughirah bin Syu'bah Radhiallahu'anhu berkata:
"Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam berdiri (sholat pada waktu malam) sehingga kedua kaki beliau bengkak. Maka beliau ditanya; Bukankah Allah telah mengampunimu dosa yang telah lalu dan yang akan datang? Beliau menjawab: Apakah tidak sepatutnya aku menjadi seorang hamba yang bersyukur"
(HR. Bukhari dan Muslim).

Sholat tahajjud adalah sama dengan Qiyamul lail, arti qiyamul lail adalah sholat malam. bisa juga disebut tahajjud asalnya dari kata kerja (fi'il) tahajjada, artinya: bangun tidur. Firman Allah dalam Al-Isra': 79 : "Dan pada sebagian malam hendaklah engkau ber-tahajjud (bangun untuk shalat), sebagai tambahan (shalat sunnat) bagimu, niscaya Tuhanmu akan bangkitkanmu pada kedudukan yang terpuji."

Qiyamul lail itu hukumnya sunnah, sebagaimana Rasulullah sabdakan, "Shalat yang paling utama sesudah (shalat) fardhu, (ialah) shalat lail" (HR. Muslim)

Waktu untuk qiyamul lail terbentang dari sejak seseorang selesai menunaikan shalat isya hingga sebelum terbit fajar sebagai tanda permulaan waktu shalat subuh. Adapun waktu yang paling utama untuk menunaikan qiyamul lail adalah pada akhir malam atau sering juga disebut apabila malam sudah tinggal
sepertiganya.

Aisyah meriwayatkan : "Rasulullah pernah shalat antara waktu yang kosong (selesai) shalat isya' hingga fajar sebelas rakaat, beliau memberi salam pada tiap-tiap dua rakaat dan berwitir satu rakaat" (HR Bukhari).

Dari Aisyah, ia berkata:
Setiap malam Rasululah mengerjakan shalat witir, yaitu pada permulaan malam, atau pada pertengahan malam, atau pada akhir malam dan shalat witirnya itu selesai pada waktu dini hari (akhir malam sebelum terbit fajar) (HR Jama'ah).

Di hadits lain, Dari Aisyah, ia berkata: Tiap malam Rasulullah berwitir dan witirnya itu selesai hingga dini hari" (HR Bukhari).

Qiyamul lail itu boleh dikerjakan pada awal malam atau pertengahan malam. Tetapi yang paling utama adalah dini hari dan selesai sebelum adzan subuh dikumandangkan kira-kira orang selesai membaca lima puluh ayat al-Qur'an sebagaimana hadits zaid bin sabit ia berkata: Kami makan sahur bersama Nabi
kemudian beliau pergi shalat. Ada yang bertanya: Berapa (lama) antara adzan dan waktu makan sahur ? Dia (Zaid) menjawab: kira-kira (selama membaca) lima puluh ayat" (HR. Bukhari dan Muslim).

Rakaatnya.

Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam tidak pernah sholat malam melebihi 11 rakaat + 2 rakaat sholat iftitah (awalan) sehingga total 13 rakaat. Adapun hadits2 yang melebihi 13 rokaatnya semuanya adalah dhoif.

Dari Ibnu Abbas, ia berkata: shalat Nabi saw tiga belas rakaat, yaitu shalat pada waktu malam" (HR Muslim)

"Dari Aisyah, ia berkata: Rasulullah tidak pernah menambah shalatnya pada bulan Ramadhan dan tidak pula pada bulan yang lain dari sebelas rakaat" (HR. Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan banyak hadits shahih, qiyamul lail yang pernah dikerjakan Rasulullah itu 10 rakaat, 8 rakaat, 6 rakaat. 4 rakaat dan paling sedikit 2 rakaat.

Caranya

Tata caranya boleh dua rakaat dua rakaat salam, boleh juga empat rokaat empat rokaat salam

Dari Ibnu Umar, ia menceritakan bahwa Rasulullah telah bersabda: shalat lail itu dua (rakaat) dua (rakaat). apabila engkau tahu bahwa waktu subuh akan tiba, hendaklah engkau kerjakan shalat witir satu rakaat. Ibnu Umar ditanya: Apa yang dimaksud dua-dua itu ? Ia menjawab : yaitu memberi salam tiap-tiap dua rakaat." (HR. Muslim).

Dari Aisyah, ia berkata: Rasulullah tidak pernah menambah (rakaat shalatnya) pada bulan Ramadhan dan tidak pula pada bulan yang lain dari sebelas rakaat; beliau shalat empat rakaat, jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya; kemudia beliau shalat empat rakkat (lagi), jangan engkau tanya
tentang bagus dan panjangnya, sesudah itu beliau shalat tiga (rakkat)." (HR Bukhari dan Muslim).

Aisyah berkata, "Adalah Rasulullah saw shalat empat rakaat di waktu malam, lalu beliau istirahat dan berlangsung lama sehingga aku kasihan padanya"

Doa Qiyamul Lail

Tidak ada doa khusus setelah qiyamul lail. doa apa saja yang dibutuhkan asalkan yang baik doa itu mengandung kebaikan.

Dari Anas Radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda: Allah ta'ala berfirman: Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau berdoa kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka akan aku ampuni engkau, Aku tidak peduli (berapapun banyaknya dan besarnya
dosamu). Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau. Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula ampunan" (Riwayat Turmuzi dan dia berkata : haditsnya hasan shahih).

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu berkata : Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda : Sesungguhya Allah ta'ala berfirman : Siapa yang memusuhi waliku maka Aku telah mengumumkan perang dengannya. Tidak ada taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih aku cintai kecuali dengan beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hambaku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah diluar yang fardhu) maka Aku akan mencintainya dan jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku niscaya akan aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi " (Riwayat Bukhori)wallahu a'lam

Wassalamu'alaikum wa rohmatullohi Ta'ala wa barokatuhu

sumber :

- Al Quran
- Fiqhus sunnah karya sayyid sabiq + kitab tamamul minnah syaikh al albani
- shifat tarawih nabi karya syaikh salim al hilaly dan syaikh hasan abdul hamid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar