Sabtu, 13 Juni 2009

Sebutan Bagi Berbagai Tipe Orang Sabar


Sabar yang tertinggi derajatnya adalah sabar yang berasal dari kehendak personal dalam melawan segala dorongan hawa nafsu tercela. Dari sini, ada beberapa level atau derajat sabar ditinjau dari pelakunya.

Ada orang yang menahan nafsu birahinya, sehingga kemaluannya terjaga dari berbagai perbuatan terkutuk. Orang seperti ini dinamakan ‘iffah. Lawannya adalah al-fujur (lacur), al-zina dan al-ahr (cabul).

Orang yang mampu menahan hawa nafsunya untuk tidak makan berlebihan atau secara terburu-buru dinamakan syaraf nafs (jiwa yang agung) dan syaba nafs (jiwa yang kenyang). Lawannya di beri nama syarh (rakus) dana’ah (rendah) dan wada’ah al-nafs (jiwa yang hina).

Orang yang bisa menguasai dirinya untuk tidak mengatakan apa saja yang seharusnya tidak di katakan, dinamakan sebagai penyimpan rahasia (kitman sirr). Sementara orang yang bisa mengumbar segala sesuatu yang seharusnya di rahasiakan dinamakan dengan penggosip, penyebar berita palsu, pelontar tuduhan palsu, penebar kata-kata kotor, pemaki orang, pendusta ataupun pemfitnah.

Orang yang bisa menjaga dirinya dari berbagai kelebihan dunia dan sanggup menyepelekannya dinamakan orang yang zuhud. Lawannya adalah tamak. Kalau orang yang hanya bisa mengambil dari sebagian kecil dari dunia untuk mencukupi kebutuhannya, maka dia dikatakan sebagai orang yang qana’ah. Sementara lawannya adalah tamak juga.

Orang yang bisa menahan dirinya dari dorongan nafsu kemarahan dinamakan orang yang Hilm (bijaksana). Sementara itu orang yang tidak bisa menahan disebut orang yang tasarru (terburu-buru).

Orang yang bisa menahan dirinya untuk tidak tergesa-gesa dalam melakukan segala sesuatu adalah orang yang waqar (tenang) dan tsabat (teguh). Lawan katanya adalah thaisyan (gegabah) dan kiffah (kurang hati-hati).

Orang yang bisa membendung segala dorongan hawa nafsu untuk lari dan kabur dinamakan orang yang berani (syaja’ah). Sementara lawannya itu dinamakan penakut (jubn)

Orang yang bisa menahan dirinya untuk tidak mengganggu orang lain dinamakan pemaaf dan pemurah. Sementara lawannya disebut sebagai penyiksa dan pengganggu.

Orang yang bisa menahan dirinya untuk tidak pelit kepada orang lain dinamakan dermawan. Sementara lawannya dinamakan bakhil.

Orang yang bisa menahan dirinya untuk tidak makan dan minum dalam rentang waktu tertentu dinamakan orang yang berpuasa.

Orang yang bisa menahan dirinya untuk tidak berlaku malas dan ogah-ogahan dalam waktu yang seharusnya dia bergerak dinamakan orang yang cerdik.

Oarang yang bisa menehan dirinya untuk tidak melempar hal-hal yang tidak disukainya kepada orang lain dinamakansebagai orang yang muruah (menjaga citra diri)

Dari sini dapat kita ambil kesimpulan bahwa siapa saja yang mempunyai karakter tertentu dalam kontek sebuah prilaku, maka dia punya sebutan tertentu sebagaimana dijelaskan diatas. Satu nama yang dapat menghimpun semua perilaku di atas adalah kesabaran. Ini semua menunjukan tentang adanya pertalian antara berbagai sisi keagamaan dengan kesabaran dari awal hingga akhir.

Karena itu seseorang bisa disebut adil kalau bisa berlaku seimbang antara dua ujung. Sementara lawannya disebut zalim. Seseorang juga bisa mendapatkan sebutan samahah (dermawan/mulia) kalau bisa melaksanakan kewajiban dan mencari keridhaan Allah secara bebas tanpa keterpaksaan. Dengan itu lah saya dapat menyimpulkan bahwa kesabaran adalah soko guru dari semua ajaran agama.

die dari “Kemuliaan Sabar dan Keagungan Syukur”
Ibn Al-Qayyim Al-Jauziyah








Tidak ada komentar:

Posting Komentar