Kamis, 28 Mei 2009

KEKUATAN API CINTA

Alkisah suatu ketika, Kapak, Gergaji, Palu, dan Nyala Api sedang mengadakan perjalanan bersama-sama. Di suatu tempat, perjalanan mereka terhenti karena terdapat sepotong besi baja yang tergeletak menghalangi jalanan. Mereka berusaha menyingkirkan baja tersebut dengan kekuatan mereka masing-masing.

"Itu bisa aku singkirkan," kata Kapak. Pukulan-pukulannya kerasa sekali menghantam baja yang kuat dan keras juga itu. Tiap-tiap bacokan hanya membuat kapak itu lebih tumpul sendiri sampai ia berhenti.

"Sini, biar aku yang urus," kata Gergaji. Dengan gigi-giginya yang tajam tanpa perasaan, ia pun mula menggergaji. Tapi kaget dan kecewa ia, semua giginya jadi tumpul dan rontok.

"Apa kubilang," kata Palu, "Kan aku sudah omong, kalian tak bisa. Sini, aku tunjukkan caranya." Tapi baru sekali ia memukul, kepalanya terpental sendiri, dan baja tetap tak berubah.

"Boleh aku coba?" tanya Nyala Api. Dan ia pun melingkarkan diri, dengan lembut menggeluti, memeluk, dan mendekapnya era-erat tanpa mau melepaskannya. Baja yang keras itupun meleleh cair.

Renungan :

Ada banyak hati yang cukup keras untuk melawan kemurkaan dan amukan kemarahan demi harga tinggi. Tapi jarang ada hati yang tahan melawan nyala api cinta kasih yang hangat.

Betapa arif bijak ada dalam sebuah kelembutan dan kehangatan, seperti api mencairkan hati yang dingin. Ah, tak ada yang tahan menampik nyala cinta kaish....



"Sifat cinta sama seperti air dalam tanah. Apabila anda tidak cukup menggali, yang anda peroleh adalah air yang keruh. Apabila anda cukup menggali, yang anda peroleh adalah air yang bersih dan jernih."
(Hazrat Inayat Khan)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar