Rabu, 27 Mei 2009

UPAYA MENGHIDUPKAN QOLBU

Kalau ada satu keberuntungan bagi manusia dibanding dgn hewan maka itu adalah bahwa manusia memiliki kesempatan utk ma’rifat {kesanggupan mengenal Allah}. Kesanggupan ini dikaruniakan Allah krn manusia memiliki akal dan yg terutama sekali hati nurani. Inilah karunia Allah yg sangat besar bagi manusia.

Orang-orang yg hati benar-benar berfungsi akan berhasil mengenali diri dan pada akhir akan berhasil pula mengenali Tuhannya. Tidak ada kekayaan termahal dalam hidup ini kecuali keberhasilan mengenali diri dan Tuhannya.

Karena siapapun yg tak bersungguh-sungguh menghidupkan hati nurani dia akan jahil akan bodoh baik dalam mengenal diri sendiri lebih-lebih lagi dalam mengenal Allah Azza wa Jalla Zat yg telah menyempurnakan kejadian dan pula mengurus tubuh lbh daripada apa yg bisa ia lakukan terhadap diri sendiri.

Orang-orang yg sepanjang hidup tak pernah mampu mengenal diri dgn baik tak akan tahu harus bagaimana menyikapi hidup ini tak akan tahu indah hidup. Demikian pun krn tak mengenal Tuhan maka hampir dapat dipastikan kalau yg dikenal hanyalah dunia ini saja dan itu pun sebagian kecil belaka.

Akibat semua kalkulasi perbuatan tak bisa tak hanya diukur oleh aksesoris keduniaan belaka. Dia menghargai orang semata-mata krn orang tersebut tinggi pangkat jabatan dan kedudukan ataupun banyak hartanya. Demikian pula diri sendiri merasa berharga di mata orang itu krn ia merasa memiliki kelebihan duniawi dibandingkan dgn orang lain. Adapun dalam perkara harta gelar pangkat dan kedudukan itu sendiri ia tak akan mempedulikan dari mana datang dan kemana pergi krn yg penting bagi adalah ada dan tiadanya.

Sebagian besar orang ternyata tak mempunyai cukup waktu dan kesungguhan utk bisa mengenali hati nurani sendiri. Akibat menjadi tak sadar apa yg harus dilakukan di dalam kehidupan dunia yg serba singkat ini. Sayang sekali hati nurani itu - berbeda dgn dunia - tak bisa dilihat dan diraba. Kendatipun demikian kita hendak sadar bahwa hatilah pusat segala kesejukan dan keindahan dalam hidup ini.

Seorang ibu yg tengah mengandung ternyata mampu menjalani hari-hari dgn sabar padahal jelas secara duniawi tak menguntungkan apapun. Yang ada malah berat melangkah sakit lelah mual. Walaupun demikian semua itu toh tak membuat sang ibu berbuat aniaya terhadap jabang bayi yg dikandungnya.

Datang saat melahirkan apa yg bisa dirasakan seorang ibu selain rasa sakit yg tak terperikan. Tubuh terluka darah bersimbah bahkan tak jarang berjuang diujung maut. Ketika jabang bayi berhasil terlahir ke dunia subhanallaah sang ibu malah tersenyum bahagia.

Sang bayi yg masih merah itu pun dimomong siang malam dgn sepenuh kasih sayang. Padahal tangis di tengah malam buta membuat sang ibu terkurangkan jatah istirahatnya. Siang malam dgn sabar ia mengganti popok yg sebentar-sebentar basah dan sebentar-sebentar belepotan kotoran bayi. Cucian pun tambah menggunung krn tak jarang pakaian sang ibu harus sering diganti krn terkena pipis si jantung hati. Akan tetapi Masya Allah semua beban derita itu toh tak membuat ia berlaku kasar atau mencampakkan sang bayi.

Ketika tiba saat si buah hati belajar berjalan ibu pun dgn seksama membimbing dan menjaganya. Hati selalu cemas jangan-jangan si mungil yg tampak kian hari semakin lucu itu terjatuh atau menginjak duri. Saat si anak harus masuk sekolah tak kurang-kurang menjadi beban orang tua. Demikian pula ketika memasuki dunia remaja mulai tampak kenakalan mulai sering membuat kesal orang tua. Sungguh menjadi beban batin yg tak ringan.

Pendek kata sewaktu kecil menjadi beban sudah besar pun tak kurang menyusahkan. Begitu panjang rentang waktu yg harus dijalani orang tua dalam menanggung segala beban namun begitu sedikit balas jasa anak. Bahkan tak jarang sang anak malah membuat durhaka menelantarkan dan mencampakkan kedua orang tua begitu saja manakala tiba saat mereka tua renta.

Mengapa orang tua bisa sedemikian tahan utk terus menerus berkorban bagi anak-anaknya? Karena kedua mempunyai hati nurani yg dari dalam terpancar kasih sayang yg tulus suci. Walaupun tak ada imbalan langsung dari anak-anak namun nurani yg memiliki kasih sayang inilah yg memuat tahan terhadap segala kesulitan dan penderitaan. Bahkan sesuatu yg menyengsarakan pun terasa tak menjadi beban.

Oleh krn itu beruntunglah orang yg ditakdirkan memiliki kekayaan berupa harta yg banyak akan tetapi yg harus selalu kita jaga dan rawat sesungguh adl kekayaan batin kita berupa hati nurani ini. Hati nurani yg penuh cahaya kebenaran akan membuat pemilik merasakan indah dan lezat hidup ini krn selalu akan merasakan kedekatan dgn Allah Azza wa Jalla. Sebalik waspadalah bila cahaya hati nurani menjadi redup. Karena tak bisa tak akan membuat pemilik selalu merasakan kesengsaraan lahir batin lantaran senantiasa merasa terjauhkan dari rahmat dan pertolongan-Nya.

Allah Mahatahu akan segala lintasan hati. Dia menciptakan manusia beserta segala isi ini dari unsur tanah; dan itu berarti senyawa dgn tubuh kita krn sama-sama terbuat dari tanah. Karena utk memenuhi kebutuhan kita tidaklah cukup dgn berdzikir tetapi harus dipenuhi dgn aneka perangkat dan makanan yg ternyata sumber dari tanah pula.

Bila perut terasa lapar maka kita santap aneka makanan yg sumber ternyata dari tanah. Bila tubuh kedinginan kita pun mengenakan pakaian yg bila ditelusuri ternyata unsur-unsur terbuat dari tanah. Demikian pun bila suatu ketika tubuh kita menderita sakit maka dicarilah obat-obatan yg juga diolah dari komponen-komponen yg berasal dari tanah pula. Pendek kata utk segala keperluan tubuh kita mencarikan jawaban dari tanah.

Akan tetapi qolbu ini ternyata tak senyawa dgn unsur-unsur tanah sehingga hanya akan terpuaskan lapar dahaga sakit serta kebersihan semata-mata dgn mengingat Allah. “Alaa bizikrillaahi tathmainul quluub.” {QS. Ar Rad (13) : 28}. Camkan hatimu hanya akan menjadi tentram jikalau engkau selalu ingat kepada Allah! Kita akan banyak mempunyai banyak kebutuhan utk fisik ita tetapi kita pun memiliki kebutuhan utk qolbu kita. Karena marilah kita mengarungi dunia ini sambil memenuhi kebutuhan fisik dgn unsur duniawi tetapi qolbu atau hati nurani kita tetap tertambat kepada Zat Pemilik dunia. Dengan kata lain tubuh sibuk dgn urusan dunia tetapi hati harus sibuk dgn Allah yg memiliki dunia. Inilah sebenar yg paling harus kita lakukan.

Sekali kta salah dalam mengelola hati – tubuh dan hati sama-sama sibuk dgn urusan dunia – kita pun akan stress jadinya. Hari-hari pun akan senantiasa diliputi kecemasan. Kita akan takut ada yg menghalangi takut tak kebagian takut terjegal dan seterusnya. Ini semua diakibatkan oleh sibuk seluruh jasmani dan rohani kita dngan urusan dunia semata.

Inilah sebenar yg sangat potensial membuat redup hati nurani. Kita sangat perlu meningkatkan kewaspadaan agar jangan sampai mengalami musibah semacam ini.

Bagaimana cara agar kita mampu senantiasa membuat hati nurani ini tetap bercahaya? Secara umum solusi adl sebagaimana yg diungkapkan di atas : kita harus senantiasa berjuang sekuat-kuat agar hati ini jangan sampai terlalaikan dari mengingat Allah. Mulailah dgn mengenali apa yg ada pada diri kita lalu kenali apa arti hidup ini. Dan semua ini bergantung kecermatan kepada ilmu. Kemudian gigihlah utk melatih diri mengamalkan sekecil apapun ilmu yg dimiliki dgn ikhlas. Jangan lupa utk selalu memilih lingkungan orang yg baik orang-orang yg shalih. Mudah-mudahan ikhtiar ini menjadi jalan bagi kita utk dapat lbh mengenal Allah Zat yg telah menciptakan dan mengurus kita. Dialah satu-satu Zat Maha Pembolak-balik hati yg sama sekali tak sesulit bagi-Nya utk membalikan hati yg redup dan kusam menjadi terang benderang dgn cahaya-Nya. Wallahu’alam.

{Sumber : Tabloid MQ EDISI 06/TH.1/OKTOBER 2000}

sumber : file chm bundel Tausyiah Manajemen Qolbu Aa Gym

2 komentar:

Suryalaya37 mengatakan...

qolbu bisa dihidupkn antara lain melalui belajar dzikir di thoriqoh yang mu'tabaroh dengan bimbingan guru mursyid, afwan

Suryalaya37 mengatakan...

salam ukhwah
http://www.dokumenpemudatqn.com/

Posting Komentar